Senin, 15 Juni 2009

Devaputtasamyutta

SAMYUTTA NIKAYA

DEVAPUTTASAMYUTTA

Khotbah-Khotbah Yang Berhubungan Dengan Dewa-Dewa Muda

Devaputta secara harafiah berarti “putra para dewa”, tetapi karena para dewa digambarkan muncul ditempat kediaman surgawi melalui kelahiran langsung, maka diterjemahkan dalam bentuk majemuk itu sebagai “dewa muda”. Khotbah ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu :

I. SURIYA

II. ANATHAPINDIKA

III. BERBAGAI PENGIKUT SEKTE

A. SURIYA

Didalam bagian ini Sang Buddha memberikan khotbah kepada dewa-dewa muda diantaranya: Kassapa, Magha, Magadha, Damali, Kamada, Pancalacanda, Tayana, Candima, dan Suriya.

1. Kassapa

Khotbah ini diberikan ketika Sang Buddha sedang berdiam di Savatthi, Hutan Jeta, Taman Anathapindika. Setelah mendekat dewa muda Kassapa memberi hormat kepada Yang Terberkahi, berdiri disatu sisi, dan berkata kepada Yang Terberkahi:

“Yang Terberkahi telah menunjukkan bhikkhu tetapi bukan petunjuk untuk bhikkhu”

Sang Buddha menjawab “Kalau demikian, Kassapa jernihkanlah hal ini olehmu sendiri.”

“Dia seharusnya berlatih dalam nasihat yang diucapkan dengan baik, dan dalam latihan petapa, di tempat duduk kesendirian, sendiri, dan di dalam penenangan pikiran.”

Dengan berdiri disatu sisi, dewa muda Kassapa mengucapkan syair ini di hadapan Yang Terberkahi:

“Seorang bhikkhu seharusnya menjadi meditator,

Manusia yang terbebas dari pikiran,

Jika dia menginginkan pencapaian-hati,

Contoh ke situ sebagai keuntungannya.

Setelah mengetahui muncul dan lenyapnya dunia,

Biarlah pikirannya menjadi tidak tinggi dan tidak-melekat.”

Demikianlah yang dikatakan oleh dewa muda Kassapa, Sang Buddha menyetujuinya. Kemudian dewa muda Kassapa, dengan berpikir “Sang Guru telah setuju denganku”, memberi hormat kepada Yang Terberkahi dan dengan tetap menjaga agar beliau berada di sisi kanan, dia lenyap di sana seketika itu juga.

2. Magha

Dewa muda Magha setelah mendekat, dia memberi hormat kepada Yang Terberkahi, berdiri di satu sisi, dan berkata kepada Yang Terberkahi dengan syair:

“Setelah membunuh apa orang tidur dengan nyenyak?

Setelah membunuh apa orang tidak bersedih hati?

Apakah satu hal, O Gotama,

Yang pembunuhannya engkau setujui?”

Sang Buddha menjawab :

“Setelah membunuh kemarahan, orang tidur dengan nyenyak;

Setelah membunuh kemarahan, orang tidak bersedih hati;

Pembunuhan kemarahan, O Vatrabhu,

Dengan akarnya yang beracun dan ujungnya yang bermadu;

Inilah pembunuhan yang dipuji oleh para mulia,

Karena setelah membunuhnya, manusia tidak bersedih hati.”

3. Magadha

Dewa muda Magadha berkata kepada yang terbekahi dengan syair:

“Berapa banyak sumber cahaya ada di dunia yang membuat dunia menjadi terang?

Kami datang untuk menanyakan hal ini kepada Yang Terberkahi:

Bagaimana kami harus memahaminya?”

Sang Buddha menjawab :

Ada empat sumber cahaya di dunia;

Yang kelima tidak ditemukan disini.

Matahari bersinar pada siang hari,

Rembulan bercahaya di malam hari,

Dan api menyala di sana-sini baik siang maupun malam.

Tetapi Sang Buddha adalah yang terbaik dari yang bersinar;

Beliau adalah cahaya yang tak tertandingi.

B. ANATHAPINDIKA

Didalam bagian ini Sang Buddha memberikan khotbah kepada beberapa dewa muda diantaranya: Candimasa, Venhu, Dighalatthi, Nandana, Candana, Vasudatta, Subrahma, Kakudha, Uttara, dan Anathapindika.

1. Nandana

Deangan berdiri di satu sisi, dewa muda Nandana menyapa Yang Terberkahi dengan syair:

“Saya bertanya kepadamu, Gotama, yang luas kebijaksanaannya, tak terhalangi pengetahuan dan visi Yang Terberkahi:

Seperti apa dia yang mereka sebut luhur?

Seperti apa dia yang mereka sebut bijaksana?

Seperti apa dia yang telah melampaui penderitaan?

Seperti apa dia yang dipuja oleh para devata?”

Sang Buddha menjawab dengan syair:

“Orang yang luhur, yang bijaksana, yang pikirannya telah berkembang, terkonsentrasi, penuh perhatian, menikmati jhana.

Baginya semua kesedihan telah hilang, telah ditinggalkan, penghancur noda yang menanggung tubuh terakhirnya.

Orang seperti itulah yang mereka sebut luhur,

Orang seperti itulah yang mereka sebut bijaksana,

Orang seperti itulah yang telah melampaui penderitaan,

Orang seperti itulah yang dipuja oleh para Devata.”

2. Candana

Dengan berdiri di satu sisi, dewa muda Candana menyapa Yang Terberkahi dengan syair:

“Siapa disini yang menyeberangi banjir, yang tidak letih siang dan malam?

Siapa yang tidak tenggelam di kedalaman, tanpa penyangga, tanpa pegangan?”

Sang Buddha menjawab :

“Orang yang selalu sempurna dalam keluhuran, yang memiliki kebijaksanaan, terkonsentrasi dengan baik, orang yang bersemangat dan kokoh, menyebrangi banjir yang sulit diseberangi.”

“Orang yang berhenti dari persepsi indera, yang telah mengatasi belenggu bentuk, yang telah menghancurkan sukacita dalam dumadi, dia tidak tenggelam di kedalaman.”

C. BERBAGAI PENGIKUT SEKTE

Di bagian ini Sang Buddha memberikan khotbahnya kepada dewa-dewa muda diantaranya : Siva, Khema, Seri, Ghatikara, Jantu, Rohitassa, Nanda, Nandivisala, Susima, dan Berbagai Pengikut Sekte.

1. Siva

Kepada dewa muda Siva Sang Buddha menjelaskan bahwa :

“Orang seharusnya bergaul hanya dengan yang baik, dengan yang baik orang seharusnya membangun kedekatan .

Setelah mempelajari Dhamma sejati tentang yang baik, orang terbebas dari semua penderitaan.”

2. Nandivisala

Dengan berdiri di satu sisi, dewa muda Nandivisala mengucapkan syair di hadapan Yang Terberkahi:

“Memiliki empat roda dan sembilan pintu,

Terisi penuh dan terikat dengan keserakahan,

Terlahir dari tanah berlumpur, O pahlawan besar!

Bagaimana makhluk lolos darinya?”

Sang Buddha menjawab dengan syair:

“Setelah memotong tali dan pengikat,

Setelah memotong keinginan jahat dan keserakahan,

Setelah menarik keluar nafsu keinginan dengan akarnya,

Demikianlah dia lolos darinya.

Inilah beberapa khotbah-khotbah Sang Buddha yang terdapat dalam Samyutta Nikaya bagian Devaputtasamyutta mengenai penjelasan Dhamma kepada dewa-dewa muda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar