Senin, 15 Juni 2009

SUKHAVATI

ALIRAN SUKHAVATI

Ini adalah sebuah aliran Mahayana yang sangat umum di anut oleh berjuta-juta umar Buddha di Utara, antara lain di Tiongkok, Korea, Jepang, Taiwan, Asia Tenggara dan bagian dunia lainnya.

Sejarah

Filsafat Buddha yang berdasarkan Maitri karuna telah berurat akar di semua sekte/aliran Buddha lainnya. Hal tersebut lebih ditonjolkan lagi dalam pemikiran filsafat Mahayana. Hal ini dapat terlihat didalam pemikiran cita-cita Bodhisatva yang berusaha untuk menyempurnakan dirinya di dalam Dasabhumi dan juga berusaha sekuat mungkin untuk mengembangkan Maitri Karuna yang tak terhingga terhadap semua makhluk hidup dengan tidak hanya memperhatikan kepentingan sendiri.

Bakti puja terhadap Amitabha dilakukan secara simbolis, figures serta personalis sebagai gambaran dari Ketuhanan Yang Maha Esa dan sorga Sukhavati sebagai gambaran dari Nirvana secara pemikiran awam dan filosofis. Rupanya dasar-dasar pemikiran tentang bakti puja terhadap Amitabha Buddha serta penyerahan diri kepada Maitri Karuna beliau serta bantuan dari para Bodhisatva, serta pembebasan diri dari keadaan dan perasaan yang tidak menyenangkan dan menuju ke suatu yang menyenangkan dan pembebasan telah mendasar berada di India utara yang kemudian secara penampilan mendapat pengaruh dari luar diantaranya Agama Hindu, Kristen, Zoroaster, dan Manichaenisme.

Ada sebuah dialog dari Raja Melinda dengan Bikkhu Nagasena sebagai berikut (115M) :

“Bila seseorang semasa hidupnya banyak berbuat jahat kemudian dia menyesal dan menyerahkan diri di dalam bakti puja, maka setelah dia meninggal dunia ini, dia akan diselamatkan.”

Hal ini rupanya kurang adil, Nagasena memberikan sebuah contoh sebagai berikut:

“Sebuah batu dapat tenggelam ke dasar air, namun sebuah batu dapat terapung bila diletakkan ke dalam sebuah kapal”

Kapal disini dimaksudkan sebagai kekuatan Kusala-karma dan batu adalah akibat dari Akusala-karma.

Aliran Sukhavati memuja dan menghormati Amitabha Buddha, Avalokitesvara Bodhisatva dan Mahasthamaprapta Bodhisatva, di dalam sebuah Sutra aliran Sukhavati yang berjudul Amitayus Dhyana Sutra (Pengheningan terhadap Surga Sukhavati) dikisahkan sebagai berikut:

Puta mahkota dari Rajagraha yang bernama Ajatasatru berontak melawan ayah dan ibunya sendiri, yaitu Raja Bimbisara dan Ratu Vaidehi. Mula-mula pangeran Ajatasatru memasukkan Raja Bimbisara ke dalam penjara kemudian juga Ratu Vaidehi. Dalam keadaan yang amat sangat sedih dan kecewa melihat tingkah laku pangeran Ajatasatru, Ratu Vaidehi menangis dengan sedihnya dan berdoa sambil bernamaskara menghadap arah Hyang Buddha. Hyang Buddha tampil dihadapan Ratu Vaidehi dan memberikan pelajaran tentang metode pengheningan terhadap Amitabha Buddha dan Surga Sukhavati.

Ini dikatakan sebagai awal dari timbulnya aliran Sukhavati.

Filsafat

Aliran Sukhavati adalah aliran Buddha yang berdasarkan bakti puja terhadap Amitabha Buddha sebagai salah satu Dhyani Buddha yang ‘berada’ di sebelah barat dunia/loka ini yang disebut Surga Sukhavati. Aliran ini tidak menitikberatkan pelajaran atau penyelidikan sutra-sutra yang berat atau meditasi yang berat, tetapi yang terpenting adalah pematuhan terhadap sila. Terutama yang berhubungan dengan pancasila serta sila yang berhubungan dengan apa yang dilakukan oleh ucapan, badan jasmani, dan pikiran.

Dengan bakti puja terhadap Amitabha Buddha serta Avalokitesvara dan Mahasthamaprapta Bodhisatva serta Bodhisatva lainnya, sesorang dengan pasrah dan khusus menyerahkan dirinya didalam bakti puja dan tanpa memikirkan hal-hal yang bersifat rasional. Yang ada hanyalah bakti puja dan penyerahan total terhadap Maitri Karuna Amitabha Buddha serta Bodhisatva lainnya dan secara psikologis berusaha membebaskan pikirannya sendiri dari kekalutan dan kegelisahan.

Dengan pematuhan terhadap sila, itu berarti setiap manusia harus bertanggung jawab atas perbuatannya, perbuatan yang dilakukan melalui ucapan, badan jasmani, dan pikiran. Banyak kejadian di dunia ini serta karma yang berubah justru dilakukan oleh manusia melalui ucapan, badan jasmani, dan pikiran. Dengan penyerhan diri did ala bakti puja juga berarti seseorang harus memperhatikan apa yang dia lakukan di dalam kehidupannya. Ini bukan berarti dengan bakti puja seseorang berusaha meloloskan diridari perbuatan-perbuatan tidak baiknya. Dengan metode penyerahan diri di dalam bakti puja dan pelaksanaan sila di dalam kehidupan sehari-harinya, seseorang berusaha untuk menjadi manusia yang baik sesuai dengan pandangan Buddha Dharma.

3 Kitab Suci utama aliran Sukhavati:

1. Sukhavati Vyuha Sutra/Amitabha Sutra/O Mi Tho Cing (terjemahan Kumarajiva)

2. Maha Sukhavati Vyuha Sutra/Wu Liang Sou Cing (terjemahan Bhiksu Ce Cien)

3. Amitayus Dhyana Sutra/Kuan Wu Liang Sou Cing (terjemahan Jarayasa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar